Jumat, 23 Juli 2010

Saat Air Mataku Menetes

Ini Cerita dari seorang teman...semoga kita bisa mengambil pelajaran Berharga dr kisah ini. Selamat Membaca=)


Suatu hari saya pergi ke daerah Sukajadi - Bandung menggunakan sepeda
motor. Setelah berbelanja sesuai keperluan, terik matahari begitu panas
menyengat. Beberapa pori di kening mengeluarkan keringat sebagai tanah
bahwa siang itu memang terasa panas sekali.

Waktu mau menyebrang jalan, saya berhenti sesaat untuk membeli es cendol
yang sepertinya cocok menjadi minuman di siang hari sebagai pelepas
rasa haus.

Sambil duduk di kursi plastik yang disediakan oleh si penjual, saya
perhatikan ada dialog seorang Ibu pengemis dengan anaknya. Ibu pengemis itu memarahai anaknya karena ia memungut sepotong roti yang jatuh dari tangan anak kecil yang lewat. Anak yang lewat itu mungkin sekitar 6
tahunan, dan anak pengemis sekitar 8 tahunan.

Dialognya seperti ini :

Ibu Pengemis : Nak..,kenapa kau ambil roti yang bukan hak mu ? *ibu ini sambil menjewer telinga anaknya *

Anak Pengemis : tidak mak..,saya tidak mengambil punya orang, saya hanya memungut makanan yang dibuang orang.

Ibu Pengemis : bagaimana kau tahu itu dibuang ? siapa tahu roti itu hanya terjatuh saja...

Anak Pengemis : tidak mak roti ini dibuang, buktinya ini sepotong lagi sudah dimakannya.. .,ini kan hanya tinggal sepotong...

Ibu Pengemis : tidak nak...,kau tetap mengambil tanpa ijin anak itu.
Cepat kau kembalikan pada anak itu...,atau minta ijin dulu kalau mau
memakannya.. .

(sambil mengeluarkan air mata anak pengemis itu berlari menghampiri anak
kecil yang lewat tadi dan minta ijin untuk memakannya.. .,

Anak Pengemis : neng permisi...,ini roti neng tadi terjatuh saya hanya ingin mengembalikan roti punya neng....

Anak yang Lewat : "...????" *diam sambil matanya melongok ngak ngerti....*

Anak Pengemis : neng...,ini roti neng tadi terjatuh..., atau kalau roti ini sengaja dibuang...,bolehkah saya memakannya ?"

Anak yang Lewat : ( masih diam dan menganggukkan kepala....)

akhirnya anak pengemis itu lari kembali ke ibunya sambil berteriak... .

Anak Pengemis : emak....emak. ..alhamdulillah sepotong roti ini sudah
diijinkan untuk kita makan mak...,ini roti yang halal...,kita makan bersama yaaa...,emak kan dari semalam gak makan...,emak pasti lapar.....

Ibu Pengemis : alhamdulillah nak...,jika ini sudah dijinkan pemiliknya.. .,roti ini pasti halal untuk kita makan...

( akhirnya sepotong roti tadi dibagi 2 lagi, dimakan bersama oleh ibu dan anak...)

setelah makan sepotong roti, si ibu pengemis bicara sama anaknya :

Ibu Pengemis : nak...,maafkan emak yaa...,tadi emak telah menjewermu.
Bukan emak marah atau benci sama kamu, tapi saking emak sangat sayang
sama kamu...,emak paling takut jika ada makanan sekecil apapun yang
menjadi setets darah atau secuil daging dari barang yang haram...,dari
makanan yang bukan hak kita...,lalu kita makan.

Nak ...,yang sulit itu adalah menjaga di awal...,sebab kalau badanmu
sudah dikotori oleh barang yang haram 1x..,2x...,3x. ..,dan seterusnya,
maka engkau akan sangat sulit untuk menjaga diri dari barang - barang
haram..., 9 tahun emak melahirkan dan membesarkanmu, selalu ingat amanah
almarhum bapakmu yang berpesan pada emak...,agar emak bisa menjaga diri dan jiwamu dari barang haram...,sedikitpun tidak boleh ada yang
haram...Emak rela mati menahan lapar...,dari pada harus kenyang dengan
barang yang haram !"

( jawaban ibu ini begitu tegas dengan perinsip menjaga diri )

Anak Pengemis : tidak mak...,ade gak benci sama emak...ade gak marah
sama emak..., bahkan ade bangga punya emak yang sayang sama adek.
Asal...,tolong jangan pernah emak tinggalkan adek yaaaa.... Ade gak
punya siapa - siapa...

(sambil berangkulan mereka menangis...)

Sebuah fenomena singkat yang menggetarkan hatiku...,dan tak terasa air mataku keluar....

Langit dan awan sepertinya menggelegar. ..,menyambar setiap hati umat manusia yang mengetahuinya dan melihat pemandangan itu....,

Saya yakin...,rahmat Allah melaui para malaikatnya akan tercurah pada keteguhan iman ibu dan anak pengemis tadi....

Sungguh saya sangat tersentuh... ,saya diam sejenak lalu merogoh sedikit
uang dan kuberikan padanya...,saya rengkuhkan badan...dan kucium tangan
ibu pengemis tadi sambil memohon untuk dido'akan :

Saya : Bu...,hati ibu sungguh sangat mulia. Hari ini saya dapat pelajaran yang sangat berharga dari ibu. Tolong do'akan saya, seluruh keluarga saya, dan sahabat - sahabat saya, agar senantiasa diberi kelapangan rejeki dan mampu menunaikan amanah yang dititpkan dengan baik, sehingga digolongkan menjadi hamba-Nya yang sholih....

Ibu Pengemis : Aamiin...,
( sambil memeluk dan mencium ubun - ubun saya...)

Ibu do'akan semoga bapak, keluarga dan temen - temennya diberi banyak rejeki...Aamiin
( amiin..,ada beberapa tetes air matanya yang menetes di ubun - ubunku, dan terasa nikmat sekali...nikmat sampai saat ini...)

Akhirnya saya pamitan...,dan merasa sangat bahagia ketika dido'akan
dengan ikhlas oleh mereka kaum papa..,yang selama ini sering
terpinggirkan dan termarginalisasi oleh zaman dan ketatnya persaingan
kehidupan.

Kita tidak pernah tahu..., kalau kita mendapatkan rejeki hari ini, esok
atau lusa..., mungkin bukan karena do'a - do'a yang terpanjat dari bibir kita... sebab boleh jadi Allah memberi rejeki pada kita...,atas terkabulnya do'a dari bibir mereka kaum yang lemah...kaum dhuafa..yang butuh perhatian dan pertolongan kita....

Tidak ada komentar: