Senin, 24 Januari 2011

Untuk mu orang yg ku cintai

Bismillah...

Siapa yang tidak ingin memberikan hadiah terbaik pada orang2 yg kita cintai...?
Siapa yang tidak ingin membahagiakan orang2 yg kita cintai...?
Siapa yang tidak selalu merasa rindu jika jauh dari orang-orang yg kita cintai...?
Adakah seorang yang telah mencintai sesuatu, namun dia merasa tidak peduli terhadapny...?

Allahu Robbi...Engkau maha berkehendak atas segala sesuatu yang menyelimuti hati ini, kalaulah mereka (orang2 yg qu cintai) faham atas apa yg kulakukan saat ini, tak cukup tangis air mata sebagai pengganti kata. Sungguh tak ada kebahagian abadi yang lebih besar yang bisa qu berikan untukmu (orang2 yg qu cintai ) dengan memberikan mahkota dari cahaya dihari kiamat yang cahayanya seperti cahaya matahari, sebagimana yang tertera dalam hadis : "Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR. Al-Hakim)
Hanya itu...ya Hanya itu sebaik-baik hadiah yang ingin qu berikan...

Sungguh, keridhoanmu adalah menjadi penyemangat Ruh bagi diri yg lemah ini, Ridhoilah langkah nanda wahai orang yg kucintai, doakan dalam sholat2 malam mu agar nanda dimudahkan ALLAH dalam menjalankanya, janganlah hanya karena ada sedikit berat dihatimu menjadi penghalang nanda dlm perjalananya, Demi Allah...hanya ALLAH yang maha tahu betapa besar rasa Cinta & Sayang dihati ini padamu (wahai orang2 yg ku cintai )...namun biarkan ALLAH saja yg menyampaikan dalam bahasa yang engkau pun lebih mudah memahaminya...Ikhlaskan diri ini utk sesuatu yg tlah pasti diJanjikanNYA.

Ya Allah, mudahkanlah hamba dalam menghafal dan menjaga ayat2 mu, dalam memahami butir2 firman-Mu, Luruskan selalu niat dan langkah ini hanya karena-Mu.
Ya Allah, sayangilah diri ini dengan Alqur'an, berikanlah senantiasa rasa rindu untuk selalu dekat dengan ayat2-Mu.


---Goresan hati saat melewati malam pertama bersama mereka yang selalu dekat melafazhkan butiran2 cintaMu---

Jumat, 21 Januari 2011

Akhirnya....

Alhamdulillah...
Akhirnya qu bisa buka blog lagi...setelah sekian lama, Maha suci Allah yg telah memberikan petunjuk pd diri yg lemah ini...secara sudah beberapa bulan qu lupa password mau masuk ke blog ini...hehehe Syukron jiddan teruntuk saudariqu Rahayu yang melalui dirimu akhhirnya Allah membukakan kembali ingatanqu tentang password ini.

Bismillah...i'm ready now ^^

Kamis, 26 Agustus 2010

Surat dari Ikhwan

Ukhti…
Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang ? Atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan.

Ukhti…
Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi?? Bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu..



Ukhti…
Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu??

Ukhti…
Lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir.. Akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan dininabobokkan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat



Ukhti…
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu..

Ukhti…
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu..

Ukhti…
Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamumu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan..

Ukhti…
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat. Coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan. Sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan Islam??

Ukhti…
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Khaliqm.. Antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….



Ukhti…
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola.. Sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan mengkhawatirka. Tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…
Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bidh pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.

Ukhti…
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang yang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah

Ukhti…
Rajinnya shalat malammu (tidak menjamin) keistiqomahan seperti Rosulullah sebagai panutanmu..

Ukhti…
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholiqmu,
Masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu??
Ukhti…
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi.
Akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…
Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik.
Jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu..

Ukhti…
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu.
Maka tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…
Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu.
Sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlaq busukmu di lupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…
Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan past.
Bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah??
Kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah??

Ukhti…
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton TV yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati Sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birrul walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan,
Mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah??

Ukhti…
Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar??

Ukhti…
Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlaq maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,

Siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang..

Jumat, 30 Juli 2010

Sopir METROMINI

Sopir METROMINI



Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang supir metro mini "apa kerja kamu selama di dunia ?"



Jawab: "saya supir metro mini, pak."



Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk supir metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas. Lalu datang seorang juru dakwah agama..malaikat pun bertanya "apa kerja kamu di dunia ?"



Jawab : "saya seorang juru dakwah, pak.."



Lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan yang terbuat dari kayu. Melihat itu juru dakwah pun protes.



"Pak kenapa kok saya yang juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang supir metro..?"



Dengan tenang malaikat itu menjawab: "Begini Pak.. Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua tertidur.. sehingga melupakan Tuhan.



Sedangkan pada saat supir Metro mini mengemudi, ia membuat orang-orang berdoa...."

Senin, 26 Juli 2010

Ketika ALLAH memilihmu untukku

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..

Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..

Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi ‘kita’..

Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta’ala..

Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..

Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

Proposal Penelitian akhwat

Menakar Sensitivitas Akhwat dalam Lirik Nasyid "Maaf Tuk Berpisah" oleh Tashiru dan "Di Batas Waktu" oleh Edcoustic Ditinjau dari Kajian Semiotika Psikologi



Tsaahh!! Keren nggak tuh judul postingan kali ini. Tapi jangan dibayangkan tulisan ane nanti bakal ngeluarin teori-teori Semiotika Psikologinya Mas Aart van Zoest, Pakde Lacan, atawa Om Freudian. Tenang Prenz, nyantai aja. Kita gak lagi buat penelitian sastra koq. Judul di atas adalah korban dari ke-stress-an ane yang akhir-akhir ini lebih banyak berkutat dalam pembuatan proposal penelitian. (Ooh jangan bawa2 matakuliah ini dunk. Jangan biarkan dia menjadi momok yang menakutkan dan selalu menghantui hari-harimu. Biarkan untuk sekali ini, dirimu merasakan lepas dan bebas dari kejaran deadline Proposal yang bentar lagi harus dikumpulkan. SEMANGAAATTTT!!!)

Ngomong apaan seh?? Jangan dihiraukan Prens. Ni orang hanya sedikit depresi aja koq. Bentar lagi juga sembuh. Mari kita berdo’a bersama demi kesembuhannya....Berdoa, mulai...!


F-O-K-U-S


A. PENDAHULUAN
1.Latar Belakang

Ehm...apakah ini saatnya qta ber-mellow2 ria?? Terserah tanggapan pemirsa...yang jelas di sini ane cuma ingin memotivasi akhwat untuk tidak pernah menjadi akhwat yang lemah. Jangan cuma karena sosok tangguh si ikhwan atau perhatiannya yang sedikit berlebihan (perasaan kita aja kallee, padahal ke semua akhwat juga sama!), eh si akhwat malah jadi ke-GeEr-an bahkan ada yang sampe kelepek-kelepek karena terserang virus merah apel (bosan pake jambu) pada si ikhwan. Aduuuh akhwat!!! Ternyata anti tuh rapuh banget yah! Apalagi soal yang satu ini. Yah, emang tipe anti sie, kalo dah menyukai seseorang, susah pindah ke lain hati (alias setia sehidup tapi, nggak mau semati...ya iyyalaah, secara!). Dah dari sononya pula Antunna tuh punya kadar sensitivitas yang lebih besar dari ikhwan. Makanya qta akan coba menakar sensitivitas anti di sini.

Sowri jiddan ya tashiru, edcoustic juga. Karena nasyid antumlah yang saat ini ane soroti. Sebenarnya ane suka banged ma nasyid2 antum (terutama, nasyid Tashiru yang featuring ma Ebieth beat A, SMS, ‘Satukan Muslim Sedunia’ en yang ‘Optimis Sajalah’. Kalo Edcoustic, ane paling suka ama yang ‘Menjadi Diriku’ Waaooww...keyyeeennnn!!!!).
But, ketika mendengar antum menyenandunghkan nasyid ‘Maaf Tuk Berpisah’ dan ‘Nantikanku di Batas Waktu’, koq naluri keakhwatan ane (taela!) jadi kesindir yhaah?? Suara hati ane berkata, bahwa ane harus segera meluruskan ini semua. Tidak bisa dibiarkan! *sambil mengepalkan tangan ke langit. Jangan sampai hal ini didiamkan hingga berlarut-larut. Mari kita selesaikan persoalan ini sekarang juga! (Mari!) Ane gak akan menyerah. Dengan segenap tumpah darah, ane akan berjuang melawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. MERDEKA!!! (whuuiizzz...)

2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan kita kupas sampai tuntas antara lain:
a. Gimana sih sebenarnya sensitivitas akhwat itu?
b. Apa makna yang tersirat dalam lirik nasyid Maaf tuk Berpisah (MTB) yang dinyanyiin oleh Tashiru?
c. Apa makna yang tersirat dalam lirik nasyid Di Batas Waktu (DBW) yang dibawakan oleh Edcoustic?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai ajang tholabul ‘ilmi, sharring dan diskusi dengan semua pembaca.

Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap:
a. Sensitivitas akhwat dan pengaruhnya bagi ikhwan
b. Makna tersirat dalam lirik nasyid Maaf Tuk Berpisah (MTB) yang dinyanyiin oleh Tashiru
c. Makna tersirat dalam lirik nasyid Di Batas Waktu (DBW) yang dibawakan oleh Edcoustic

4. Manfaat Penelitian
Semoga bermanfat bagi semua..amiin!
yi-haa!! Enjoy it!



B. Kajian Pustaka

Menurut Bang Yoli Hemdi dalam bukunya, ‘Ukhty...Hatimu di Jendela Dunia’, Laki-laki lebih dominan menggunakan otak kanan ketimbang otak kiri, sehingga cenderung berpikir realistis dan jarang memaksimalkan perasaan. Berbeda halnya dengan perempuan yang lincah memadukan penggunaan dua otak tersebut. Hasilnya dalam memutuskan atau menilai sesuatu, perempuan menyeimbangkan antara pikiran rasional dan perasaan. Walau sebagian besar mereka juga sering terobsesi dengan otak kiri. (Yoli, 2005: 40).

Masih kata Bang Yoli, Wanita berperasaan halus bahkan rapuh umpama kapas. Pada banyak kesempatan perasaan mereka lebih sering memberi warna. Dia akan menjadi malaikat penolong bila jiwa dihargai dan perasaannya disayangi. Namun, bisa berubah drastis menjadi pembunuh berdarah dingin jika hatinya dilukai dan disakiti (hiii...syerrreeemmm). Atas nama cinta, wanita berani menanggung seperih apapun derita. Tetapi mana ada yang sanggup menerima segores luka di dada. Ketika pengkhianatan sensitivitas rasa terjadi, maka perubahan seratus delapan puluh derajat segera melanda. Kesukaan akan berganti kebencian, kelembutan bertukar dengan keganasan. Sahabat lekas berubah sebagai musuh. Seorang raja jatuh pangkat dimatanya umpama budak sahaya. (Yoli, 2005: 41-42)

Kalo menurut ane sendiri, akhwat bukanlah makhluk halus meskipun perasaanya sangat halus (ya iyyalaah, kalo makhlus halus berarti kan sebangsa jin dan antek-anteknya). Akhwat adalah makhluk kasar (baca: manusia) yang berhati lembut selembut sutera yang dipintal di atas awan, dan sebening embun dikala pagi buta. Dia mudah sekali tersentuh karena dia amat sangat perasa dan sensitif sekali banged. *hiperbolis mode ON

Naaah, gitu Prenz....

So, jangan coba-coba mempermainkan perasaanya ya! Awas lo!



C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang ujung-ujungnya akan berubah menjadi metode cuap-cuap dengan teknik celotehan ala ida.



D. Analisis Data dan Hasil Penelitian

Pertama-tama, ane mau mengucapkan berton-ton maaf dan berjuta-juta ‘afwan kepada Tashiru dan edcoustic yang –tanpa seizin mereka- ane jadikan kambinghitam pada postingan kali ini. Sungguh tak ada maksud apa-apa selain ikut mempromosikan album kalian agar lebih laku di pasaran. Heheheh...Pissss ^_^ v

Oke. Langsung aja ke inti permasalahan.

Perasaan sentimentil wanita yang benar-benar sensitif dengan kehalusan rasa amat merindukan suasana romantis. Layaknya seorang anak kecil yang merengek permen. Padahal pria (baca: suami) rasa sensitifnya kurang. Atau tidak membiasakan diri menciptakan suasana yang penuh bunga-bunga cinta. (Yoli, 2005: 40)

Hmmm...Akhwat memang memiliki perasaan yang amat sangat halus dibanding ikhwan. Namun, teori ini bisa tidak berlaku bagi ikhwah tertentu. Terkadang kondisi di lapangan menyatakan hal yang berlawanan. Ada ikhwan yang tingkat sensitivitasnya lebih besar ketimbang akhwat. Seperti yang pernah peneliti tulis dalam penelitiannya yang lain, "Dasar Akhwat!" yang disitu tercantum jenis spesies akhwat CADANGAN (Cueks Abis nDAk ketuluNGAN), yang menyebutkan bahwa, akhwat tipe begini udah cuek, dingin, keras, kaku lagi! (whuiih…untung gak makan orang). Model cadangan ini banyak kita jumpai di kalangan jilbabers. Biasanya cueknya itu ma lawan jenis (baca: ikhwan). Mungkin niatnya untuk menjaga hijab, tapi tetep aja cuek yang ndak ketulungan di sini gak bisa ditolerir. Misalnya, saat ada saudara seiman yang laki-laki (ikhwan) mengucapkan salam saat bertemu di jalan, trus si akhwat menganggap angin lalu dan pergi begitu saja tanpa menjawab salamnya (dalihnya sie, jawab dalam hati). Ato saat si ikhwan pengen membicarakan sesuatu yang sangat penting dan amat mendesak sekali. Nah, baru ketemu ama si akhwatnya tuh di jalan. Trus, waktu dipanggil “ukhti..!!” Eh, si akhwat malah gak peduli dan sengaja mempercepat langkahnya tanpa menoleh ke arah suara yang memanggilnya (dalihnya lagi nie, takut terjadi fitnah). Yaaah..! Emang sie, serba salah. Bahkan hal semacam ini dah menjadi fenomena yang biasa dan sempat menjadi kontroversi di kalanagan aktivis dakwah. Kan udah ada adab-adab beriteraksi (bergaul) antar ikhwan akhwat. Bukan berarti kita menjadi makhluk yang eksklusif dan gak peka terhadap sesama kaan??

Sensitivitas akhwat bisa juga dilihat dari puisi yang dibuatnya, cerpen yang dibaca, curhatan yang diungkapkannya, maupun lirik nasyid yang disenandungkannya. Berikut adalah contoh rasa sensitif akhwat terhadap lirik nasyid yang menurutnya sudah menyentuh rasa sensitivitasnya (perasaanya) sebagai akhwat.

Untuk lebih jelasnya, mari kita bedah lirik nasyid berikut dari sisi akhwat: (yuuukk..)

1. Tashiru dengan hitsnya, Maaf Tuk Berpisah (MTB)

“Kau tahu tentang hatiku
Yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku
Yang selalu mengenangmu selamanya” (MTB: lirik ke 1,2,3,4)

Analisis: Masa seeh??? Ah yang benerr? Ketawan banget tuh gombalnya! Sowri jiddan ya Wan, gak ngefek tuh...

“Kini kusadari bahwa semua itu adalah salah juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai” (MTB: lirik ke 5,6)

Analisis: Lho? Koq seolah-olah kamilah yang bersalah karena membuat hati antum ternodai?? (Oh, No!!! Kami adalah sodara kalian, sampai hati dikau menganggap kami seperti itu???!! Tega nian dikau!!!).

“Maafkanlah sgala khilaf yang tlah kita lewati
Telah membawamu ke dalam jalan yang melupakan Tuhan” (MTB: lirik ke 7,8)

Analisis: iya, iya, di’afwanin. But, separah itukah? Sampai membawa ke jalan yang melupakan Tuhan? Oh, My God! Astaghfirullah....

“Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
untuk kembali arungi hidup dalam ridho Ilahi” (MTB: lirik ke 9,10)

Analisis: Oooh, Haruss Meennn!! Lagian, emang ada apa diantara kita? Biasa aja lagee!

“Ku tahu bahwa dirimu
Mendambakan kasih suci sejati
Kuyakin bahwa dirimu
Merindukan kasih sayang yang hakiki” MTB: lirik ke 11,12)

Analsis: Tul banget Bro! Nggak salah lagi Bung! Lha trus kenapa??? Emang antum enggak?

“Dan bila takdirnya kita bersama
Pastinya Allah kan menyatukan qta” (MTB: 13,14)

Analisis: Ya, iyya laaah...Masa Ya, iyya Doonk..!!! Semua ada taqdirnya kaan??? Bersatu atau nggak, yang jelas udah ada Yang Mengatur...

2. Edcoustic dengan hitsnya, Di Batas Waktu (DBW)

“Di kedalaman hatiku
Tersembunyi harapan yang suci
tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata” (DBW: lirik ke 1,2,3,4)

Analisis: Ehm! Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk. Wooii....Ada yang punya komik gak? Pengen ngebaca komik neh! (lho?? Ni batuk ato...)

“Sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan” (DBW: lirik ke 5,6)

Analisis: iyya taa?? Kelu, apa ngelu? Eh, maksud lirik keenam apa neeh?? Siapa yang menanti dan siapa yang dinanti???

“Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang
Nanti kubawa kau pergi ke syurga abadi” (DBW: lirik ke7,8,9)

Analisis: yeeee....PeDe amat ni ikhwan yaaak?! Ngapain juga nunggu antum, kelamaan! Mending juga sama ikhwan yang lain (capedee..). Iiih...Sok ngerasa gitu deeeh :P. Lagian, emang antum bisa ngejamin bisa membawa kami ke syurga? Ane sih mau aja, tapi....udah beli tiket belooom??

"Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanlah ku di batas waktu" (DBW: lirik ke 10,11)

Analisis: Whuuiih...Seolah-olah kami sangat mengharapkan kedatangan antum sampai-sampai kami disuruh menanti di batas waktu (kayak ga ada ikhwan yang lain aja...). Nggak usyah yhaah..!!


Ehm, menurut ane neeh, kedua nasyid di atas adalah gejala narsistme kaum Adam. Mungkin karena porsi “rasa malu” si ikhwan yang lebih sedikit ketimbang akhwat sehingga membuat ikhwan lebih narsist en lebih PeDe dibanding akhwat.

PeDe amat seh ni ikhwan?!! Beruntunglah kalian, akhwat gak boleh bernasyid di depan antum, kalo nggak, akhwat pasti akan protes dengan membuat nasyid tandingan untuk membalas lirik yang ane rasa dah membuat sebagian akhwat jadi ‘gerah’. Kesannya, gimanaaaa gitu!


E. PENUTUP

Kan udah ane bilang tadi kalo akhwat tuh bukan makhluk halus Bro! Karenanya, emosi wanita sangat peka teruatama menyangkut harga diri. Tanpa sensitifitas, akhwat tidak akan peka dengan denyut rasa dalam kehidupan. Akhwat piawai mengelola kepekaan nurani karena ia rajin mengasah ketajaman mata hati, sehingga peka membaca tanda-tanda yang tersuruk. Tidak membahasakan kehendak secara verbal/bahasa lisan, kecuali isyarat tersirat yang butuh ketajaman hati tingkat tinggi guna memahaminya. Itulah sensitifitas yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi, sekaligus energi wanita ketika menebar cinta (ngutip tulisannya Bang Yoli Hemdi dalam buku “Ukhty...Hatimu di Jendela Dunia”).

Tau nggak Wan, bahwa sesungguhnya, selalu ada perempuan kuat dibalik keberhasilan lelaki hebat *dengan gaya bicara yang seolah-olah mengungkap kebenaran yang sudah lama ditutup-tutupi. GAYA!


Oke, Be strong Gals!!!




E. DAFTAR PUSTAKA

Hemdy, Yoli. 2005. Ukhty...Hatimu di Jendela Dunia: Sebuah Torehan Wajah Perempuan dari Peristiwa. Jakarta Timur: Zikrul Hakim.

Khaleeda. 2008. Dasar Akhwat! Part Four dalam blog akhwatzone.multiply.com
http://akhwatzone.multiply.com/journal/item/53/Dasar_Akhwat_Part_Four



Lampiran

Maaf Tuk Berpisah

Kau tahu tentang hatiku
Yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku
Yang selalu mengenangmu selamanya

Kini kusadari bahwa semua itu
Adalah salah juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai

Maafkanlah sgala khilaf yang tlah kita lewati
Telah membawamu ke dalam jalan yang melupakan Tuhan
Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
untuk kembali arungi hidup dalam ridho Ilahi

Ku tahu bahwa dirimu
Mendambakan kasih suci sejati
Kuyakin bahwa dirimu
Merindukan kasih sayang yang hakiki

Dan bila takdirnya kita bersama
Pastinya Allah kan menyatukan qta...
Hwoooooo.......

By: Tashiru


Di batas waktu

Di kedalaman hatiku
Tersembunyi harapan yang suci
tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan

Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang
Nanti kubawa kau pergi ke syurga abadi
Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanlah ku di batas waktu

By: Edcoustic

Jumat, 23 Juli 2010

Saat Air Mataku Menetes

Ini Cerita dari seorang teman...semoga kita bisa mengambil pelajaran Berharga dr kisah ini. Selamat Membaca=)


Suatu hari saya pergi ke daerah Sukajadi - Bandung menggunakan sepeda
motor. Setelah berbelanja sesuai keperluan, terik matahari begitu panas
menyengat. Beberapa pori di kening mengeluarkan keringat sebagai tanah
bahwa siang itu memang terasa panas sekali.

Waktu mau menyebrang jalan, saya berhenti sesaat untuk membeli es cendol
yang sepertinya cocok menjadi minuman di siang hari sebagai pelepas
rasa haus.

Sambil duduk di kursi plastik yang disediakan oleh si penjual, saya
perhatikan ada dialog seorang Ibu pengemis dengan anaknya. Ibu pengemis itu memarahai anaknya karena ia memungut sepotong roti yang jatuh dari tangan anak kecil yang lewat. Anak yang lewat itu mungkin sekitar 6
tahunan, dan anak pengemis sekitar 8 tahunan.

Dialognya seperti ini :

Ibu Pengemis : Nak..,kenapa kau ambil roti yang bukan hak mu ? *ibu ini sambil menjewer telinga anaknya *

Anak Pengemis : tidak mak..,saya tidak mengambil punya orang, saya hanya memungut makanan yang dibuang orang.

Ibu Pengemis : bagaimana kau tahu itu dibuang ? siapa tahu roti itu hanya terjatuh saja...

Anak Pengemis : tidak mak roti ini dibuang, buktinya ini sepotong lagi sudah dimakannya.. .,ini kan hanya tinggal sepotong...

Ibu Pengemis : tidak nak...,kau tetap mengambil tanpa ijin anak itu.
Cepat kau kembalikan pada anak itu...,atau minta ijin dulu kalau mau
memakannya.. .

(sambil mengeluarkan air mata anak pengemis itu berlari menghampiri anak
kecil yang lewat tadi dan minta ijin untuk memakannya.. .,

Anak Pengemis : neng permisi...,ini roti neng tadi terjatuh saya hanya ingin mengembalikan roti punya neng....

Anak yang Lewat : "...????" *diam sambil matanya melongok ngak ngerti....*

Anak Pengemis : neng...,ini roti neng tadi terjatuh..., atau kalau roti ini sengaja dibuang...,bolehkah saya memakannya ?"

Anak yang Lewat : ( masih diam dan menganggukkan kepala....)

akhirnya anak pengemis itu lari kembali ke ibunya sambil berteriak... .

Anak Pengemis : emak....emak. ..alhamdulillah sepotong roti ini sudah
diijinkan untuk kita makan mak...,ini roti yang halal...,kita makan bersama yaaa...,emak kan dari semalam gak makan...,emak pasti lapar.....

Ibu Pengemis : alhamdulillah nak...,jika ini sudah dijinkan pemiliknya.. .,roti ini pasti halal untuk kita makan...

( akhirnya sepotong roti tadi dibagi 2 lagi, dimakan bersama oleh ibu dan anak...)

setelah makan sepotong roti, si ibu pengemis bicara sama anaknya :

Ibu Pengemis : nak...,maafkan emak yaa...,tadi emak telah menjewermu.
Bukan emak marah atau benci sama kamu, tapi saking emak sangat sayang
sama kamu...,emak paling takut jika ada makanan sekecil apapun yang
menjadi setets darah atau secuil daging dari barang yang haram...,dari
makanan yang bukan hak kita...,lalu kita makan.

Nak ...,yang sulit itu adalah menjaga di awal...,sebab kalau badanmu
sudah dikotori oleh barang yang haram 1x..,2x...,3x. ..,dan seterusnya,
maka engkau akan sangat sulit untuk menjaga diri dari barang - barang
haram..., 9 tahun emak melahirkan dan membesarkanmu, selalu ingat amanah
almarhum bapakmu yang berpesan pada emak...,agar emak bisa menjaga diri dan jiwamu dari barang haram...,sedikitpun tidak boleh ada yang
haram...Emak rela mati menahan lapar...,dari pada harus kenyang dengan
barang yang haram !"

( jawaban ibu ini begitu tegas dengan perinsip menjaga diri )

Anak Pengemis : tidak mak...,ade gak benci sama emak...ade gak marah
sama emak..., bahkan ade bangga punya emak yang sayang sama adek.
Asal...,tolong jangan pernah emak tinggalkan adek yaaaa.... Ade gak
punya siapa - siapa...

(sambil berangkulan mereka menangis...)

Sebuah fenomena singkat yang menggetarkan hatiku...,dan tak terasa air mataku keluar....

Langit dan awan sepertinya menggelegar. ..,menyambar setiap hati umat manusia yang mengetahuinya dan melihat pemandangan itu....,

Saya yakin...,rahmat Allah melaui para malaikatnya akan tercurah pada keteguhan iman ibu dan anak pengemis tadi....

Sungguh saya sangat tersentuh... ,saya diam sejenak lalu merogoh sedikit
uang dan kuberikan padanya...,saya rengkuhkan badan...dan kucium tangan
ibu pengemis tadi sambil memohon untuk dido'akan :

Saya : Bu...,hati ibu sungguh sangat mulia. Hari ini saya dapat pelajaran yang sangat berharga dari ibu. Tolong do'akan saya, seluruh keluarga saya, dan sahabat - sahabat saya, agar senantiasa diberi kelapangan rejeki dan mampu menunaikan amanah yang dititpkan dengan baik, sehingga digolongkan menjadi hamba-Nya yang sholih....

Ibu Pengemis : Aamiin...,
( sambil memeluk dan mencium ubun - ubun saya...)

Ibu do'akan semoga bapak, keluarga dan temen - temennya diberi banyak rejeki...Aamiin
( amiin..,ada beberapa tetes air matanya yang menetes di ubun - ubunku, dan terasa nikmat sekali...nikmat sampai saat ini...)

Akhirnya saya pamitan...,dan merasa sangat bahagia ketika dido'akan
dengan ikhlas oleh mereka kaum papa..,yang selama ini sering
terpinggirkan dan termarginalisasi oleh zaman dan ketatnya persaingan
kehidupan.

Kita tidak pernah tahu..., kalau kita mendapatkan rejeki hari ini, esok
atau lusa..., mungkin bukan karena do'a - do'a yang terpanjat dari bibir kita... sebab boleh jadi Allah memberi rejeki pada kita...,atas terkabulnya do'a dari bibir mereka kaum yang lemah...kaum dhuafa..yang butuh perhatian dan pertolongan kita....